Sabtu, 23 Juli 2011

Cewek Unik Peminum Jamu !!!

Hidup itu sangat beragam. Kalo' kata temen-temen di EU, hidup itu harus "gila" dan "bodoh". Kalo' kata Pak Harto "Alon-alon sing penting kelakon, bukan pelan-pelan saja". Nah,,kalo' kata gue sendiri hidup haruslah mudah, ngapain ribet. status boleh jadi apa saja, namun kemerdekaan kebebasan haruslah tetap terakui baik secara de facto maupun de jure. Jadi aturan bukanlah suatu ikatan atau malah belenggu buat gue, malah menurut gue itu "Hukum hanya diciptakan untuk orang bodoh".

"cewek unik peminum jamu", bukanlah sebuah kasus yang terinspirasi dari film ftv yang lagi marak di negara gue, bukan juga terinspirasi dari film korea yang sekarang digilai ama cewek-cewek, mulai dari ujung barat hingga ke pojok kaki lima. Ini juga bukan karena kehabisan akal untuk menentukan maksud dari tulisan ini. Judul bukanlah suatu permasalahan yang rumit, merangkai inspirasi kata-kata yang ada menjadi sederet tulisan yang akhirnya mampang di blog pribadi gue. Apapun itu, pokoknya hal ini gak ada hubungannya dengan politik pemerintahan, apalagi bersangkutan dengan konspirasi yang ada di segitiga biru(bagi yang gak tahu segitiga biru, boleh baca partai demokrat ya).

Mungkin memang mudah untuk menilai orang lain daripada menilai diri sendiri. Gue yang sampai hampir 21 tahun masih belum bisa menilai diri sendiri ini seperti apa, namun hanya beberapa kali melihat, temen-temen gue langsung bisa menilai gue. Dan sama juga, gue lebih mudah menilai apa yang gue lihat dihadapan gue. jadi andai saja gue bisa melihat diri gue sendiri, pastilah gue bisa menilai gue sendiri. Meskipun tak selamanya yang dinilai oleh mata ini benar, malah kebanyakan salah. Tapi masa bodo' ah..salah menilai kan gak dosa.

Ngomong-ngomong tentang penilaian, banyak orang-orang yang menilai gue itu sombong, jaim, sok cool, dan bahkan yang terbaru temen-temen gue di Gramedia bilang bahwa gue ini sok cakep. Ahay..emang dari dulu gue cakep tau, malah kata bunda gue cakep sendiri seantero dunia. Bahkan parahnya, ada yang manggil gue itu Sahrukan,,wahahaha, dari mana panggil sahrukan?? Tanya aja yang bersangkutan yah..!!! Namun apapun itu, itu hanyalah omongan orang yang belum mengenal gue, dan karena gue orang yang cuexx maka gak ngaruh deh. Kalo' kata Dr. Boyke "Apa kata orang tentang diriku adalah urusan orang lain, yang menjadi urusanku adalah apa kataku tentang diriku".

Heemm..gue juga sering dibilang gila, sinting, stress, gelo, aneh, nyebelin. Bahkan dia adalah cewek yang sering muji gue dengan kata-kata itu tai. Nah itu dia yang bilang kayak gitu adalah si cewek unik peminum jamu tadi. Bahkan gue masih inget beberapa kata-katanya yang kas "Elo Gila ya??", "Dasar gila", "Elo sinting ya??", namun yang masih bikin gue ketawa adalah nasehatnya yang juga unik" Kalo elo kayak gini terus, elo bisa cepet mati", "Kalau lewat jembatan bunyiin klakson ya, trus jangan tengok ke belakang, ntar loe bisa jatuh". Emang ya semuanya unik, kebiasaannya, pesannya, nasehatnya, dan yang lebih parah lagi ternyata dia juga punya kebiasaan unik yang lain yaitu minum jamu kalo' lagi sakit. Yahhh..pokoknya herrrann juga deh gue.

Betewe baswe, sekarang gue, eh lebih tepatnya tubuh gue juga punya kebiasaan unik. Gue kok ngerasa daya tahan tubuh gue semakin menurun. Gak kuat kepanasan, sering alergian, kesenggol dikit aja oleh benda keras jadi luka, bahkan parahnya kena cover buku aja udah kaya kena pisau, terluka dan berdarah. Kemarin, gue juga sempet dibilang manusia unik oleh psikolog dari Surabaya. Hemm,,sebenarnya bukan unik sieh dia bilang, namun biar keren gue nyebutnya unik, Gue dibilang anak indigho dan alter ego. Embohlah opo maksude kuwi yo ora mudeng, kalo' pengen ngerti ya silakan tanya ke senior saya "mbah google" yang lebih paham. Dan yang lebih parah lagi, gue ngerasa kalo' malem kok ngantuk ya?? Ya kaya' sekarang ini..Kalo' gitu gue capcuz dulu ya..
Met Malem oll, met malem dunia dan isinya..Ky mu bobo dulu ya Allah, mohon dijaga ya!! Makasieh...

Senin, 11 Juli 2011

Buat YULI

Menerima email antum kemarin, saya sedang mengerjakan tugas teori hukum saya. Saya sedang membahas teori keadilan. Pengertian tentang keadilan mungkin sama sulitnya dengan mendefinisikan hubungan kita. We just friend and it always be friend.

Diantara puzzle-puzzle kehidupan, Alloh memang sudah menulisnya di lauhil mahfudz. Dan semuanya skenario Alloh tanpa sedikitpun manusia bisa menulis ceritanya sendiri. Manusia tidak dapat merangkai puzzlenya sendiri karena gambar puzzle itu sudah ditentukan Alloh, kita hanya merangkainya tanpa tahu bagaimana rupa/bentuk puzzle itu.

Alloh mempertemukan kita di suatu jazirah penuh konflik, dimana konflik itu adalah konflik yang kita pilih entah atas nama dakwah atau ambisi pribadi. Politik, dunia itulah yang kita masuki ketika kita baru saling mengenal. Kita sama-sama menjadi delegasi, kita sama-sama punya tujuan dan misi. Pada ujungnya, tujuan yang berbeda itu disatukan atas nama dakwah. Walaupun sampai sekarang saya tidak paham persis bagaimana pengertian dakwah.

Sayyid Quthb pernah bilang kita berjiwa besar karena kita memiliki iman. Quthb mengartikan jiwa besar bukan sebagai rasa lapang menerima kekalahan. Tapi Quthb mendefinisikan jiwa besar sebagai perasaan dan mindset keunggulan, itulah tekad kita dulu. Tekad yang berisi mimpi-mimpi yang demikian idealis. Jujur diatas rasa manusiawi, laki-laki ditakdirkan suka pada perempuan. Siapapun itu cintalah yang mengendalikan semuanya. Saya tidak naïf, saya laki-laki dan antum perempuan. Kalau salah satu diantara kita atau antara kita ada rasa saling menyukai itu adalah fitrah kita sebagai manusia namun ketika rasa itu akan dilembagakan maka akan banyak parameter dan persyaratan yang mesti dipenuhi. Mencintai itu tidk mudah, sebagaimana dicintai adalah sesuatu yang sukar. Kita tidak tahu sudah seberapa sempurna puzzle yang kita susun. Dan kita pun tidak mengerti, puzzle yang mana harus kita susun terlebih dahulu.

Saya teringat surat seseorang yang mencintai saya. ada tiga hal yang menurut dia sulit untuk dia pahami yaitu (1). Ketuhanan, (2). Rasa Cinta dan (3). Diri saya. Memang sulit untuk memahaminya tapi dari dialah saya memahami betapa mencintai itu sakit dan dicintai bukan hal yang mudah. Kita semua pernah mengalaminya. Dalam catatan seseorang yang pernah saya cintai, dia menulis tentang saya sebagai sosok sempurna yang berwujud nyata. Sulit menafikkan keduniawian dalam setumpuk perasaan kita. Tapi kita hidup tak lepas dari takdir kita, mungkin kita mencintai seseorang padahal di lauhil mahfudz Alloh mencatatkannya dengan yang lain. Tentu kita tak bisa berdoa : ya Alloh kalau dia bukan jodohku tolong diperiksa lagi ya Alloh. Doa dan takdir konon berkelahi di langit, mungkin ada doa yang mengubah takdir kita. Dalam salah satu edisinya, Tarbawi menulis ada orang-orang yang mendoakan kita tanpa kita sadari. Saya tidak tahu doa siapa yang mengubah guratan takdir saya. Dan juga sebuah rahasia doa siapa yang merubah takdir antum.

Ibarat jalan lurus menuju percabangan, kita mungkin berjalan seiring di jalan lurus itu namun belum tentu berbelok kearah yang sama di percabangan jalan. Kita bukanlah pilot dalam hidup kita. Kita hanya penumpang, dan yang jadi pilot sejatinya adalah takdir kita. Kita tidak tahu hal baik atau hal buruk yang terjadi pada kita, yang bisa kita lakukan hanya melakukan hal yang terbaik. Menggunakan sabuk pengaman ketika lampu sabuk pengaman dihidupkan atau saat kita duduk. Apa yang terjadi dalam pesawat, lebih banyak hal yang kita tidak ketahui. Saat kita berpikir bahwa upaya kita adalah yang menentukan hasil saat itu kita terjebak dalam kesalahan.

Kita tidak tahu dimana pastinya pesawat akan mendarat. Bagaimana pendaratannya? dalam kecepatan berapa? dari arah landasan pacu yang mana? dan bagaimana kondisi cuaca saat kita mendarat?. Yang kita bisa hanya berupaya mengikuti aturan. Mungkin pernah terpikir bahwa hidup sering memunculkan pilihan-pilihan tak tentu, itulah kenapa hubungan kita lebih mirip usaha mendefinisikan keadilan agar definisi itu bisa diterima semua orang.

Saya juga kadang bingung, Gustav Radburch bilang hukum punya tiga tujuan Keadilan, Kepastian hukum, dan kemanfaatan. Lucunya, ketiga tujuan itu saling mengalahkan satu sama lainnya. Hubungan kita yang mirip dengan keadilan maka kepastian dan kemanfaatannya tidak begitu terpenuhi. Dan mungkin saat kita menginginkan kepastian maka keadilan dan kemanfaatannya belum tentu tercukupi. Namun jika kita memilih kemanfaatan mungkin tidak memenuhi keadilan dan kepastian. Tapi itu mungkin yang terbaik, keadilan adalah bahasa keinginan rakyat, kepastian adalah bahasa keinginan penguasa, namun kemanfaatan bisa jadi milik rakyat dan penguasa sekaligus.

Saya berterimakasih atas semua yang pernah kita lalui. Dan saya berterimakasih karena antum tidak menuntut apa-apa dari saya, jika antum menuntut saya saya bingung harus membuat pembelaan seperti apa dan saya takut pengadilan yang mengadili kita adalah pengadilan perasaan. Seperti merpati yang kembali ke sarang yang berupaya untuk setia atau seperti kelinci yang lucu namun banyak betina. Di pengadilan perasaan, merpati mungkin benar dan kelinci hampir pasti salah. Pembenaran tentu tak bisa kita tanyakan pada bunyi cicak di dinding, kebenaran tidak bisa dimusyawarahkan. Jika hubungan kita ingin diibaratkan ke dalam kepastian, maka saya hitam dan antum putih. Tidak ada abu-abu di tengahnya. Itulah kenapa hubungan kita harus lebih mirip tujuan kemanfaatan yaitu membahagiakan semua orang dan semua yang ada di sekelilingnya. Bukankah Rassullulah menyuruh kita memberi manfaat kepada manusia lain.

Untuk menjadi bermanfaat kita tidak perlu memperhatikan keadilan atau kepastian namun mengedepankan kepentingan yang lebih besar. Kenapa sebuah batu bata harus dipatahkan ? bukankah itu sesuatu yang adil ? namun itulah kebutuhannya. Kadang suatu bangunan justru perlu batu bata yang dipatahkan supaya bangunan itu menjadi kokoh. Saya tidak tahu hari esok karena saya bukan Wibisana dalam kisah Ramayana dimana Wibisana dalam kisah itu, kisahnya sudah ditulis Bhagawan Walmiki di bawah petunjuk Naradha.

TERIMAKASIH………………….