Rabu, 11 April 2012

Jaket dan Gantungan Kunci

Menyenangkan apabila senantiasa ada yang peduli, care, perhatian dan sayang sama kita. Hidup terasa lebih berarti apabila kita mempunyai ikatan persaudaraan dengan yang lain, karena persaudaraan itu memang sangatlah indah. Kalau bahasanya Salim A Fillah mah "Dalam Dekapan Ukhuwah". Yah..sementara cukup saudara saja, saudara seiman dan seperjuangan. Apapun kelebihan dan perhatian yang diberikan, saat ini cukup sajalah kita menjadi saudara.

Terkaget bukan?? Setelah sekian lama tak bertemu, dan malam ini adalah pertemuan pertama selama beberapa minggu terakhir. Bukan karena sudah tidak peduli lagi, bukan. Bukan karena itu, tapi karena kesibukan kita masing-masing, dan kalaupun ketemu kita juga sebatas saling sapa senyum tanpa bicara, tak lebih karena rumahmu dekat masjid. Masjid tempat biasa aku menjejakkan kaki untuk menemui sang Rabbi. Dan kalaupun mengharuskan diri untuk berkata, itu cuma sekedar salam sapa.

Namun betapa haru ketika selepas isya' itu, kau memintaku untuk menunggu sebentar di depan rumahmu(yang sebenarnya juga di depan masjid itu). Setelah beberapa saat kau masuk rumah lalu sejenak kemudian keluar dengan membawa bingkisan, berupa jaket berwarna biru. Biru??? Ah,,seakan kau tahu bahwa warna kesukaanku adalah biru, ataukah kau emang tahu??? Sambil berkata "ini untuk Akh Kyan". Sebuah jaket, dan betapa kagetnya juga seakan kau juga tahu bahwa aku sedang merasa dingin meskipun sudah memakai kaos berlengan panjang. Yah,,karena memang waktu itu aku dijemput temenku, jadi aku berpikir gak perlu membawa jaket. Sesuatu yang benar-benar salah untuk aku perhitungkan. Terima Kasih!!!

Sejenak kemudian, kau menahanku untuk pergi dan justru mengajakku kesuatu tempat, tempat yang belum pernah aku kunjungi selama ini. Kampung Nelayan. Kau berdalih membutuhkan teman untuk takziah, karena da ibu seniormu yang meninggal. Dan terjadi begitu mendadak dan tiba-tiba. Kenapa harus aku?? Hei..dan bukankah ini sudah malam??? Yah,,meskipun sebenarnya masih jam 20.00 WITA, namun bagiku untuk ukuran akhwat itu sudah terlalu malam. Namun apadaya, seakan langit sudah menggariskan semuanya. Temanku yang saat itu juga "sopirku" berkenan mengantar, tentunya agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Memang tak begitu lama takziahnya berlangsung. Aku yang seperti orang yang sangat asing ditempat itu hanya banyak berdiam diri. Aku justru takjub dengan kedamaian yang kurasa di kampung nelayan ini. Suasana damai, sepi, menentramkan. Tak ada nuansa sombong terpancar seperti di kota. Melihat lampu ditengah laut berkerlip, satu dua kapal nelayan berlabuh. Aku tak pernah membayangkan semua ini.

Setelah dirasa cukup, dia mengajakku pulang. Aku yang hanya berfungsi untuk "menemani", cuma ngintil dibelakang tanpa banyak berkata, masih takjub dengan suasana damai ini. Nyampe di tempat parkir motor, aku tak langsung pergi. Namun menyempatkan pergi ke dermaga dan menikmati jernihnya air laut, meskipun malam tapi terlihat jelas terkena pampang sinar rembulan. 

Dan tiba-tiba dari belakang ada yang mengikutiku, bertanya "Akh Kyan gak pulang?". Dengan tanpa menghiraukan siapa yang akhirnya berdiri disebelahku,a ku menjawab sekenanya "iya nanti, masih menikmati ini", Sambil melihat seberang pulau yang tampak indah dengan lampu sebagai pembatas antara daratan dan lautan. Berdert larik yang unik, berkerdip semakin berpendar. Subhanallah..
Dan sejenak kemudian, pandanganku teralihkan dengan suara yang pernah aku dengar sebelumnya "ini untuk Akh Kyan", sambil menoleh aku melihat gantungan kunci bertuliskan Singapore. "oleh-oleh buat Akh Kyan, alhamdulillah kemaren sempet jalan-jalan ke Singapore bersama umi". Tersenyum sambil mengucap terima kasih, buru-buru aku masukkan gantungan kunci berwarna emas itu ke kantong jaketku. "Maaf gak bisa bawa oleh-oleh lebih dari ini". Sambil tersenyum tidak apa-apa, aku lantas mengajak pulang sebelum semua semakin jauh, dan yang pasti sebelum semuanya menjadi semakin malam.

memang sempet terdengar kabar, bahwa dia sedang liburan ke Singapore. Setidaknya itu adalah berita yang aku dengar beberapa hari lalu. Namun yang tidak aku habis pikir, masih sempat memberi oleh-oleh Jaket biru dan gantungan kunci. Aku berterima Kasih untuk Jaket dan Gantungan Kuncinya. Di Singapore pun kamu masih mengingatku, mengingat saudaramu ini.

Selasa, 03 April 2012

Lucu

Sebuah permintaan aneh meluncur dari seorang cowok. Setelah beberapa waktu lalu adik perempuan dari temen deketku memaksa dan meminta untuk menjadikan pacarku, meskipun alhamdulillah masih tetap kutolak dan bisa mengatakan tidak, meski dengan "iming-iming" yang harusnya bisa membuat laki-laki 'normal' kebanyakan mengiyakan.

Sebuah permintaan nyeleneh dan berat dari cowok yang ceweknya jatuh cinta pada laki-laki lain di hari menjelang pernikahannya. Permintaan untuk membahagiakan si cewek, hal yang menurut dia tidak bisa ia penuhi, Dan saking cintanya kepada si cewek, ia memutuskan untuk melepaskan dan membiarkan si cewek pergi, dan bahkan mencoba untuk memberi kebahagiaan lebih. Lumayan keren lah cinta yang dimiliki.

Permintaan yang menurutku sangat berat dan sesuatu yang tidak bisa aku janjikan kepada siapapun di dunia ini, sampai kapanpun. Bagaimana mungkin aku bisa mengatakan iya kepada hal yang jelas tidak aku tahu??? Bahkan untuk membahagiakan diri sendirpun, aku masih mencari caranya. Dan kalaupun aku bersedia untuk berjanji membahagiakan orang lain, yang pertama tentulah malaikatku, mama tercinta. Bukan orang lain, apalagi yang baru ku kenal.

Maaf!!!
Mungkin memang semuanya terasa pahit dan menyesakkan. namun begitulah kehidupan ini. Bahkan aku sering berpikir, kalau Tuhan itu sering bercanda dengan garis takdir hambaNya. Aku sendiripun juga gak mengerti.