Rabu, 27 Februari 2013

Sekeping MaLam

Aku tumbuh dalam sepi
Aku tak mau mati disini dalam sendiri

Aku masih teringat dengan cerita 'pilu' yang kau ceritakan padaku tentang masa lalumu. Kenapa kau lebih memilih kehidupan kost yang jauh dari keluargamu, kenapa kau tak mau melanjutkan hidupmu kelak dimana kamu tumbuh remaja dulu. Sungguh,,dan sungguh aku mengerti perasaanmu. Dan sejujurnya, sejak saat itu aku memekik pada diriku dan dalam jiwaku, bahwa aku ingin menghapuskan air mata itu. Aku ingin meringankan penderitaan itu. Aku ingin menggoreskan senyum di wajah sayunya itu. Aku ingin membuat semua luka menjadi bahagia.
Namun, ternyata sekali lagi, ternyata hubungan ini belum dewasa. Belum banyak perubahan dan perkembangan dalam komitmen kita ini. Aku masih tak mengerti bagian mana yang menunjukkan bahwa kau ingin mempertahankan cinta kita. Rasanya, kita masih seperti yang dulu yang sama-sama belum bisa mengerti satu sama lain.

Sepertinya kaupun belum mengerti apa maksudku. Sepertinya kau memang selalu susah untuk mengerti dan memahamiku..ahhhh, semoga itu cuma pemikiranku saja. Aku tumbuh besar dalam kekerasan dan luka, dan mungkin itu sedikit banyak akan memberikan trauma pada jiwaku. Meskipun aku berusaha keras untuk menghilangkan sikap yang telah diajarkan orang tuaku padaku, namun aku takut sikap itu terkadang masih ada. Mengenai hal itu, tanteku pernah menanyai aku dan mempertanyakan sikapku mengenai hal itu. Dan dia berpesan padaku agar aku tidak memperlakukan anak dan keluargaku seperti keluargaku memperlakukan aku, persis seperti apa yang aku jawab atas pertanyaan beliau. Namun bagaimanapun aku sadar, aku memiliki darah Madura yang terkenal dengan 'keras' nya, dan mungkin itu juga menjadi bagian dari hidupku, mengingat aku begitu tempramental atau bahkan bila disamakan dengan film, sikapku ibarat film "senggol bacok". Namun sejujurnya aku berusaha keras untuk menghilangkan sikap itu.
Namun bagaimanapun juga, aku tak bisa menjamin bahwa selamanya aku akan bisa menjadi orang yang lembut dan sabar. Untuk itulah aku semacam mengadakan test perlakuan kepadamu. Maaf sebelumnya jika kau merasa menjadi objek pribadiku. Aku mengetes dirimu, karena aku benar-benar sudah merasa yakin denganmu. Aku sengaja bersikap menyebalkan, tersinggungan, ngambekkan dan sikap-sikap yang kurang baik atau bahkan tidak baik lainnya, aku hanya ingin tahu bagaimana kau memperlakukan aku ketika aku bersikap seperti itu, bisa tahankah kau denganku?? Karena saat kita telah menikah dan berkeluarga nanti, aku tak ingin hal-hal seperti itu mengancam rumah tangga kita, apalagi setelah kita punya anak nanti. Aku tidak mau bertengkar hanya gara-gara hal yang sepele, apalagi didepan anak-anak kita seperti yang aku rasakan dikeluargaku.

Sekali lagi, maaf sebelumnya. Bukan bermaksud aku memperlakukanmu atau mengajarimu dengan keras tau bahkan kekerasan. Yang aku inginkan, aku hanya ingin membiasakanmu dengan kekerasan dan sikap keras yang mungkin 'sudah' tertanam dalam jiwaku semenjak aku terlahir. Aku ingin kau terbiasa dengan dengan semua sikap buruk itu, karena jika kau sudah terbiasa dengan yang buruk, maka kau akan dengan mudah menerima yang baik tanpa harus belajar terlebih dahulu. Aku berpikir, saat inilah untuk saling mengenal, untuk saling sakit, unuk saling mengerti dan mengetahui, sehingga kelak ketika sudah menikah nanti, kita akan tahu bagaimana memperlakukan satu sama lain, tanpa harus merasa sakit lagi. Dan maafkan juga jika aku tidak seperti Rasulullah dalam mengajarimu. Rasulullah memang tak pernah memperlakukan orang lain dengan keras dan buruk, namun kenapa kita berpikir menjadi orang yang 'diperlakukan' oleh Rasulullah. Kenapa kita tidak memposisikan diri kita dalam posisi kita dalam posisi Rasulullah, yang selalu mendapatkan perlakuan buruk dari kaum yang ada disekitarnya?? Kenapa gak bisa seperti itu??

Tapi pada akhirnya, kamu tidak mengerti maksudku. Sungguh aku meminta maaf atas semua hal yang telah terjadi.

Senin, 11 Februari 2013

FeeL EmpTy

Pernahkah kau merasa lelah dan begitu sangat lelah, bahkan untuk membuka mata dan merasakan apa yang terjadi pada sekitar kita??
Entahlah,,kenapa saya merasa begitu sangat capek. Seakan-akan saya ingin istirahat sejenak dari kehidupan, lantas ketika sudah merasa baikan, melanjutkan kembali hidup yang belum usai ini. Seandainya diizinkan, sebagaimana kuliah, saya juga ingin mengajukan cuti untuk hidup ini, meski cuma sebentar. Meraka semua begitu berat dan tidak nyaman, bahkan air mata pun sudah tak terasa bisa membantu apa-apa. Istirahat dan tidur pun juga tak terasa lagi manfaatnya.
Yahh,, I'm soo tired.

Apa hal yang paling kau benci di dunia ini???
Yaaa,,merasa menjadi orang baik, tapi sebenarnya kamu bukanlah orang baik. Merasa kamu terjatuh dan terpuruk, namun tak mampu untuk berdiri dan bangkit. Kamu mampu membantu orang lain, tapi kamu tak bisa berbuat apa-apa untuk dirimu sendiri.
Terkadang kita sudah merasa bangga hanya dengan membuat seseorang bisa tersenyum dan sejenak melupakan kesdihannya karena kita, namun sebenarnya mungkin tanpa sadari bahwa justru banyak yang kecewa dan juga ada orang yang terluka gara-gara kita. sampai pada akhirnya , Tuhan menunjukkan kepada kita betapa kita itu tidaklah sempurna.  Ketika saat itu tiba, maka kita merasa apa yang telah kita lakukan adalah sia-sia belaka?? Bahkan sejuta air mata takkan  mampu menyeret semua luka atau bahkan kekecewaan kita.

Lantas apa perasaan yang paling tidak kau sukai??
merasa hidupmu sangat kosong tidak ada apa-apa? semua yang terjadi hanya bagai mimpi belaka?? apa yang kau rasa hanya seperti permainan yang bisa dikendalikan oleh remot kontrol oleh tuannya, yang seenaknya menekan tombol on/off kita, atau tanpa persiapan apa-apa memasukkan kita ke permainan yang tak pernah kita mengerti apa maksudnya dan bagaimana cara memainkannya??yang kita bisa hanyalah bertahan dengan alasan-alasan yang sempurna yang harus kita berikan??

Ouuhhh,,,sungguh ironi hidup ini...
Kita merasa bahwa begitu banyak orang yang menyayangi kita, namun tak ada yang bisa mengerti kita. Bahkan diantara mereka, ada yang hanya bisa menuntut, menuntut dan menuntut tanpa pernah mengerti apa yang terjadi dan telah menimpa kita. Mereka selalu melihat dari sudut pandang mereka, tanpa sedikitpun melihat dan menghormati hak pandang sudut kita. Tak ada kesempatan bagi kita untuk membela diri, yang ada hanya kesempatan untuk menyalahkan diri dan menekuk muka kita semakin tertunduk ke bawah.
Sungguh ironi

Minggu, 03 Februari 2013

UnReasOn

Hari ini aku mengendarai motor tanpa jelas arah kemana yang hendak aku tuju atau tempat apa yang hendak aku sapa. Namun yang jelas, kebosanan yang kurasa telah 'mengusir' ku dari singgasana maya. Tak jelas arah kemana, menjadikan aku seakan-akan melakukan perbuatan yang sia-sia. Namun apa daya, hanya inilah yang aku bisa.

I Hate This Part.
Mungkin inilah yang bisa aku katakan untuk memperlihatkan kondisiku saat ini. Sudah parahkah disoriented yang aku alami sekarang ini?? Bahkan aku merasa jika aku seperti ini terus, maka aku akan stress berat, sakit atau bahkan cepat mati (terlepas umur itu ada ditangan Tuhan). Menjadikan pola hidup yang buruk bagiku, yahh benar benar buruk. Membuatku merasa pusing berkepanjangan, merasa tak enak badan tak berkesudahan, dan yang jelas merasa tak enak perasaan.

I don't know..I feel so alone. Like a very very lonely people.
Setiap malam menyapa, seakan-akan jenuhh yang begitu sangat juga ikut menjelma seribu rupa. Melakukan apapun, semua terasa membosankan dan tidak mengasyikkan. Rasanya aku ingin berlari, tapi berlari kemana??? Semuanya seakan menuju arah yang sama, yang tak pernah aku mengerti ujungnya. Semakin kucubo, akan semakin dalam ia membawaku jauh tenggelam. Menarikku ke dalam keadaan yang tak tahu dimana dasarnya, tanpa sedikitpun mengapungkan luka-luka yang aku bawa. namun, justru menambah gores-gores yang tak pernah aku tahu maknanya. Terkadang, semua ini membuatku semakin menyerah. Semuanya terasa berat memang, tanpa banyak pilihan yang tersedia, tanpa banyak waktu yang tersisa, dan tanpa ada yang mengerti meskipun untuk sekedar berbagi lara.