Sabtu, 31 Desember 2011

End of 2011


Beberapa saat lagi 2011 akan berakhir, entah kenapa tiada yang spesial dari akhir tahun ini. Hanya ada kesepian dan segenap masalah yang akan menemaniku mengukir sejarah tiap detik di tahun yang akan datang. Iyap kesepian, nampaknya aku harus terbiasa dan lebih membiasakan lagi dengan 'sepi'. Dari semua yang aku pikirkan hanya terasa "aneh" di mata semua orang. Namun hal itu tak akan mengurangi semangat dan optimisme untuk tahun yang sebentar lagi aku injak itu, InsyaAllah.

Tiada lain yang kuucap selain doa dan harap kepada Pemilik segalanya, pemilik alam semesta dan termasuk yang memiki diri ini untuk menjadikan tahun depan menjadi lebih baik, Bukan Dia, tapi aku sendiri yang harus menjadikan tahun lebih baik karena Allah tidak akan merubah nasibku sebelum aku merubahnya dengan tanganku sendiri. Tanpa bermaksud sombong ata segala usahaku, namun begitulah adanya memang hakikinya Allah yang merubah segalanya dan berkuasa atas apa yang Ia miliki tapi secara syar'i itu semua tergantung padaku, pada pelaksana yang dipinjami sedikit waktu dan raga yang 'rapuh' ini.

Yosh,,mari singsingkan lengan baju, jangan pernah takut akan gagal karena kesuksesan tidak akan pernah menghampir orang yang takut. Berani berpikir maju dan mengambil resiko, dan sebisa mungkin keluar dari pikiran-pikiran yang bisa mengurangi kepercayaan diri.


Jumat, 30 Desember 2011

301211.15,00

Ketika asyik berisirahat dan terhiaskan musik Iawn fals sebagai pengusir keheningan, telepon berdering dengan nyaring. Telepon yang membuatku menangis dan bergetar, serta membuatku merasa dingin menggigil. Sambil memegang mouse, tanganku ini tak bisa diam dari gemetarya yang hebat. Ini lebih hebat gemetarnya daripada aku menabrak anak kecil waktu SMA dulu. Pikrankupun langsung entah tak bisa memikirkan sesuatu lagi, mungkin sudah tertutup oleh ruwet permasalahan ini. Jantungkupun terasa berdetak seakan meledak, air mata ini tak keluar karena aku tahan, ada seorang teman tiduran disampingku, namun rasanya hati bergemuruh dan kebanjiran ombak dari air mata yang tak mampu mengalir keluar dri pelupuk mataku.

Tuhan,,aku baru tahu kalau aku telah melakukan salah yang sangat besar. Aku baru tahu kalau bercandaanku itu justru akan membuahkan polemik dan permasalahan yang sangat besar. Bukan hanya mengancam persahabatan yang baru seumur jagung, namun juga menuai konflik ditengah keluarga. Keluarga baru yang sangat kagum dan iri ketika aku melihatnya. Aku sangat menyesal, namun aku juga tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku sadar, air mata inipun tak kan cukup untuk menebus segala sesuatu itu, namun apalagi?? Kenapa aku sekarang tiba-tiba gak bisa berpiki??? Namun satu hal yang saya tangkap dari semua ini adalah, mereka sayang sama aku, mereka ingin aku mampu berubah dan menjadi lebih baik dan jangan sampai hal ini terjadi kepada yang lain. Tapi apa?? Apa yang musti aku perbuat, jika maaf dan air matapun tak mampu menguraikan ketegangan ini. Aku sudah gagal, aku sudah terlambat dari kesadaran.

Ya Rabbi, ada apa denganku ini. Kenapa orang-orang yang mulia seperti mereka justru menjadi korban dari ke"kanak-kanak"anku. Kenapa musti menjadi pelampiasan dari aku yang pengen memperoleh kesenangan dan lari dari masalah-masalahku. Kenapa harus mereka yang jadi obyek pen'Cari Perhatian'ku?? Apa aku emang bener-bener goblog sampai-sampai tak mampu menyadari apa yang aku lakukan??? Kenapa aku tak mampu "MENGENDALIKAN" diri seperti yang sudah disaranin ke aku??? Apa ini juga merupakan hasil 'penidikan' ku di masa lalu?? Kalau memang ini hasil dari semua itu, aku benci masa laluku.

Satu yang aku rasa "Aku hanya ingin memperoleh kesenangan". Tapi cara itu salah Ricky, goblog.

Kamis, 29 Desember 2011

GeRaH

Terkadang manusia hidup dengan tiada keteraturan. Ada yang bilang bahwa pikiranlah yang begitu mempengaruhi kehidupan seseorang. Sehingga ada yang mengatakan "Kehidupan akan mengikuti pikiran". Mungkin benar saja demikian, karena secara logika bahwa pemikiran itu sering melahirkan perbuatan. Itulah yang terjadi kepada orang yang memiliki kebiasan "biasa-biasa saja". Kehidupannya relatif normal dengan mengikuti garis tangan yang telah terukir di masa depannya. namun ternyata, ada sebagian orang yang "unik". Orang yang mampu keluar dari pikirannya sendiri, sehingga berani melawan arus dan menciptakan sesuatu yang tak dipikirkannya atau yang dipikirkannya tak selamanya akan terjadi dan berlalu.

Namun tetap saja da beberapa hal di duniaini yang sulit untuk aku mengerti, dan bahkan sama sekali tidak aku mengerti. Mengerti tentang manusia, sama dengan mengerti akan kehidupan itu sendiri. Semakin banyak dicari, justru akan semakin banyak tidak mengerti. Entahlah,,mungkin itu sudah menjadi hukum alam. Pun begitu, semua telah diatur dengan maha teratur.

Seperti apapun keadaanku saat ini, semua telah tergambarkan dalam peta kehidupan yang bahkan sudah terbuat sebelum aku dilahirkan ke dunia ini. Saat ini, aku hanya ingin mencoba keluar dari jalur kahidupan manusia yang 'biasa'. Aku jengah dengan kehidupan yang berjalan monoton seperti ini. Mencoba untuk melawan arus, yang siapa tahu aku akan menemukan sesuatu yang menantang diperjalanan selanjutnya. Yang mampu membuatku mengerti siapa diri ini, seperti apa diri ini. Aku ingin terus berlari, menyangkal semua hukum dan teori yang dibuat manusia yang hanya berdasar pemikiran 'manusia'nya.

Senin, 19 Desember 2011

Muhasabah Cinta


21 tahun lalu aku telah mendapatkan hak untuk menjalani kehidupan di dunia ini, mengukir cerita yang entah akan menjadi sejarah atau hanya merupakan rentetan waktu yang akan terbuang sia-sia. Harusnya tubuh ini merasa malu kepada pemilik diri ini, karena tubuh ini hanyalah tubuh yang sangat lemah untuk melawan kuasaNya. Namun yang terjadi adalah justru sebaliknya, tak pandai diri ini bersyukur atas segala nikmat yang telah kukecap dengan GRATIS selama ini. Maka jangan heran ketika pelupuk mata ini tak berhenti menangis ketika teringat semua yang telah Dia berikan kepadaku.

Dahulu aku selalu salah dengan mengartikan cinta. Namun seiring perjalanan waktu, pemikiran itu berubah seiring bertambah ilmu dan bertemunya diriku dengan seseorang. Dan beberapa waktu yang lalu aku sempat terlena dengan segala yang kupunya dan kurasa. Aku mengira telah mendpatkan cinta yang tepat, mencintai orang yang tepat dan dengan cara yang tepat. Tidak, aku salah. Cinta tidak pernah salah sasaran, ia selalu tepat. Namun diri ini yang tidak tepat dalam menempatkan dalam ruang hati ini.

Namun ternyata lagi-lagi aku salah. Cinta yang benar-benar 'tepat' adalah cinta yang tanpa syarat. Sedangkan cinta bersyarat hanya kepada Allah semata, dan cinta selain kepadaNya membutuhkan syarat, Syaratnya adalah "karena Allah'. Tak akan ku ulang peristiwa waktu lalu ketika membuat riuh rumah tangga hati seseorang, sedangkan aku tak mampu meredam ombak yang dihasilkan dari gemuruh perasaan tak menentu di dalam hati seorang wanita.

Untuk saat ini biarlah aku menjadi pribadiku terlebih dahulu, yang pasti di dalam hatiku aku memiliki harapan yang suci. Kuucapkan terima kasih untuk semua rasa yang tercipta untukku atau karenaku. Siapapun kalian, kalau memang engkau memilih aku, maka tunggulah. Aku akan membawamu menuju bahtera syurga abadi, kini belum saatnya diri ini membalas cintamu. Maka tiada lain yang kukatakan kecuali 'Nantikan Aku di Batas Waktu'.

Biarlah sekarang aku asyik dengan Tuhanku untuk mendewasakan diriku. Aku adalah orang yang lemah, yang tak pandai bersyukur. Lantas apa lagi yang kuharap selain cintaNya, dengan segala ujian dan cobaan yang Ia berikan untuk menunjukkan rasa sayangNya kepadaku. Biarlah Ia menguatkanku dengan segala masalah yang membekaskan luka ditubuhku. Aku akan menerima semua luka, semua derita, semua sakit ini untuk menjadi penawar dosaku. Semua kupasrahkan padaNya. Hanya memohon ampunan dari segala khilaf dan salah melalui butir air mata cintaku.

Semoga Allah mengampuni yang telah terjadi dalam hidupku, dalam proses dewasaku.

Minggu, 11 Desember 2011

Konspirasi???

Drupadi X no 28, Denpasar. Di sebuah ruangan kecil itulah konspiarasi direncanakan. Di otakki 3 orang , mencoba menguasai Pemerintahan Mahasiswa Udayana. yah, kita berpikir sudah saatnya bahwa ikhwan memimpin, bukan lagi Hindu atau yang lainnya. Namun rasanya saya ingin tertawa sendiri, karena yang jadi korban justru saya sendiri. Mempunyai tugas untuk merebut tahta presiden BEM. Yups, saya adalah calon Presiden BEM saat ini.

Dengan cara yang dahsyat dan sangat jauh dari kata ngeh. Tanpa mengumpulkan 1 berkas persyaratanpun, dan tanpa mengisi formulir apapun saya lolos verifikasi dan menjadi calon Presiden BEM Universitas Udayana. Berkebalikan dengan lawan yang duduk dengan pedenya seakan-akan pasti bakal menang.

Kita justru tanpa mempersiapkan apapun, gak ada yang namanya tim sukses dan kampanye. yang ada hanya politik mempengaruhi dengan omongan besar yang sebenarnya tak pernah kami rencanakan. ketika mereka sibuk untuk berkampanye, saya asyik-asyik mengurusi kegiatan lain. Kan pemilu itu hasilnya di akhir..hahaha.

Justru saya bakal menjadi orang yang sangat kebingungan apabila saya terpilih menjadi presiden BEM nanti, karena hal itu sungguh tidak ada dalam otak saya. Saya siap kalah, tapi tidak siap menang. Mungkin begitulah gambarannya yang terjadi sekarang. Tak bisa membayangkan apabila mereka yang sudah mempersiapkan senjata, upaya dan segala macemnya dengan kompak dan penuh peritungan justru kalah dan gagal menjadi presiden BEM dibanding dengan saya yang mungkin orang mengira gak niat, dan hanya bermodal tangan kosong.

Haha..sungguh unik apabila saya terpilih nanti, mari kita lihat saja konspirasi apalagi yang bisa kita buat. saya berharap, semoga ini adalah yang terbaik buat saya, maka diberi kemudahan untuk menjalankannya..amin.

Dan ketika kalian mengatakan "selamat mendaki pucuk tertinggi pimpinan Universitas Udayana", maka aku akan mengatakan bahwa aku tak akan pernah mendaki. Apabila aku sampai kepada pucuk pimpinan tertinggi itu, akan aku katakan bahwa aku melompat, bukan mendaki.

Kamis, 01 Desember 2011

Luka

Entahlah,,waktu meskipun berlari dengan sangat arogantnya, namun aku tak mampu merasainya hari ini. Aku seperti mati rasa dengan apa yang terjadi disekelilingku. Apa sesungguhnya yang salah??? Waktukah??? Atau justru segala sumber ini berada pada diriku sendiri??? Ya Rabbi, benarkah sesungguhnya rasa takut itu hanya ilusi?? Namun setidaknya, ilusi itulah yang saat ini menyelimuti diri ini.

Jadwal tak teratur, pola makan berantakan juga. Sungguh, hamba juga bingung dengan keadaan ini. Seperti diluar sana, ketika hujan rintik mengguyur kota Denpasar. Kala itu jarum jam yang ada ditanganku menunjuk angka 2 meleset lebih sedikit. Tak bisa mata ini terpejam di tengah kesendirian tanpa seorang teman. Mencoba keluar rumah dan berkawan dengan hujan, namun tahukah bahwa hujan seakan juga mengatakan kesakita yang sama. Betapa dia sudah berusaha menurunkan tiap rintik tetes air ke bumi, namun bumi begitu angkuhnya tetap menunjukkan kepanasannya. Bintangpun juga bernasib sama, cuma ada satu bintang yang berbisik dikejauhannya. Semakin lama semakin membesar ukurannya, dan kedipannya semakin menyilaukan. Entah apa yang sebenarnya ingin dia katakan?? Apakah ia juga ingin mengatakan bahwa "aku sendirian??".

Sepertiga malam yang begitu berbeda. Merasakan tiap tetes air kehidupan meresap dalam pori-pori kecil di kulit wajahku. Dingin, namun tak mampu mebekukan, justru mengusik luka kecil yang ada di pojok sana. Seakan dia ingin bahwa luka itu tidak seharusnya berada disana. namun bagaimanapun jua, telah tersisa lubang dihati yang entah apakah suatu saat ini akan tertutupi, entah dengan cinta atau bongkahan hati lainnya.