Selasa, 11 September 2012

My Day

Seburuk-buruk orang adalah mereka yang tidak bisa memanfaatkan waktu yang telah diberikan kepadanya. Kalimat itu terus terngiang dalam ingatanku sampai saat ini.
Detik demi detik sungguh sangat cepat berlalu. Rasanya waktu lebih cepat berlari jika dibanding saat dulu. Aku sadar, rasanya baru kemaren aku masuk Universitas Udayana, namun sekarang sudah semseter 7, sudah 3,5 tahun berlalu sejak saat itu. Dan sekarang saya sudah menginjakkan kakiku di usia 20 tahun lebih 24 bulan, dan sekali lagi, "Tanpa Terasa". Lantas apa yang sudah 'berubah' dari diri ini selama setahun belakangan? Rasanya tak bisa kujawab, atau mungkin susah untuk dijawab. Karena begitu banyak hal yang gak berubah, masih hampir sama seperti aku yang lalu, setidaknya begitu yang ada dalam pandanganku. Hanya waktu yang terus berlalu dan usia yang semakin bertambah tentu. Atau bahkan seperti itu juga dimata orang lain, mengingat mereka masih menganggap aku anak kecil, anak yang kolot dan belum dewasa, atau apalah namanya. Intinya, aku masih tetap sama, dan gak jauh beda.

Namun kalau boleh berbicara, sekarang aku merasa sedikit lebih dewasa, lebih tenang dalam menghadapi masalah (meskipun masih untuk beberapa masalah). Lebih banyak berpikir untuk kedepannya, dan juga berkurang rasa egoisku. Meskipun itu untuk beberapa hal, masih seperti anak-anak juga sih. Namun apapun itu, aku merasa sudah ada sedikit perubahan yang lebih baik. Pokoknya lebih ngerasa pendiem, tapi bukan diem yang biasa (gimana ya ngomongnya??) pokoknya ya gitu deh, menjadi lebih beda dalam menyikapi beberapa hal, seakan jiwa 'dewasa' itu sudah mulai terbentuk gitu rasanya. Mungkin itu yang kurasa dari segi psikologis biasa. Aku bisa ngertiin orang banget, apa yang dia rasakan juga aku merasakan. Namun, terkadang aku sedikit malas jika harus "berbaik hati" membantu orang lain. Justru terkadang aku harus bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukan orang lain, dan itu yang membuat aku kecewa membantu orang lain. Bahkan temenku pernah menyarankan, 'sudahlah, kamu jangan menjadi orang yang terlalu baik'. Kalau dipikir, bener juga sieh. Namun, entah kenapa aku gak bisa melihat orang lain berkesusahan jika aku bisa membantu mereka. Heeemmm....

Jika dilihat dari segi finansial, tidak ada perubahan berarti. Masih membentuk kurva garis lurus, belum menanjak dari kiri bawah kekanan atas. Namun bersyukur lah, setidaknya tidak membentuk kurva yang menurun, kalau dipikir juga aku tidak melakukan apa-apa selain berkonsentrasi kepada kesehatan belakangan ini. Ada sesuatu yang rapuh dalam diriku, sesuatu yang belum aku tahu. Ya mungkin suatu saat nanti, kurva perekonomianku akan naik drastis dan suatu saat aku akan dengan senang hati dan mudah hati mengeluarkan 100 dollar US untuk membantu orang lain, tanpa berpikir panjang. aamiin,,,saat ini, berusaha dululah merintis kerajaan ekonomi yang kuat dan mandiri, jadi kalau sewaktu-waktu terkena embargo, tetep gak usah dipikir panjang.,hehe
Dari segi kesehatan, ni bermasalah banget. Entahlah semenjak lulus SMA, kesehatanku semakin menurun. Jadi gampang sakit dam juga terkena sakit yang "baru" yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Tubuh ini menjadi sangat lemah rasanya dan sangat rentan, padahal dulu kalau aku sudah terlihat lemes dan gak 'hyperactive' aja temenku pasti godain, kenapa Maex, kayak manusia aja kamu ini pake sakit segala,,hmmm. Namun sekarang, kena perubahan cuaca saja, kesehatan juga berubah. Entahlah, aku juga males berurusan dengan dokter, namun aku berharap adekku bisa jadi dokter sih.

Secara keseluruhan, aku hanya ingin berharap dan tentunya juga berusaha. Semoga kedepannya segalanya menjadi lebih baik bagi saya. Dari segi ekonomi, kesehatan dan sifat. Bisa lebih banyak membantu lagi untuk orang-orang bener-bener membutuhkan. Lebih dewasa dan bijaksana dalam menghadapi segala sesuatu. Lebih banyak pengetahuan dan wawasan lagi dan bisa bermanfaat bagi yang lainnya.

Kamis, 06 September 2012

DewATa aGain

Rasanya baru kemaren menjalani hari-hari bareng manjadi KyAn, sekarang saya sudah berada di Pulau Dewata lagi. Mencoba untuk menuntut masa depan disini. Mencoba untuk mengais cita-cita dari arogannya kehidupan dunia. Mencoba untuk menyelesaikan tanggung jawab yang tertunda. Dan tentunya mencoba menyelesaikan masalah yang tersisa.

Time has been ruined.
Mungkin mengantar cinta ke Malang naik motor, adalah cara Tuhan untuk memberi "pemanasan" kepada saya, sebelum akhirnya menempuh ratusan kilometer dengan kuda besi beroda dua. Sebelum berangkat, aku mampir ke sekolah adikku dulu. Mencoba berpamitan, dan ngecup keningnya dan seakan membisikkan kata "doakan aku, aku akan kembali lagi nanti membawa sebuah kesuksesan", andai ia bisa mendengar suara hatiku saat itu. Tak terlalu lama memang, segera setelah 'ritual' itu berakhir, aku langsung menuju ujung pulau jawa ini. Padahal saat itu, ingin aku katakan betapa aku mencintai dan menyayangi dia, dan betapa aku menyesal atas waktu yang terlewat dengan kenangan buruk itu. Yahh,,meskipun itu tak pernah terucapkan, aku harap semoga ia tahu hal itu.

Tidak ada yang istimewa dari perjalanan ke Bali ini, selain sensasi dari naik motornya saja. Ya begitulah, nyampe Bali pun sudah larut, sekitar pukul 22 WITA. Kebetulan waktu itu,aku sendirian di kontrakan. Anak-anak belum pada pulang dari rutinitas liburan lebaran. setahun sekali gitu lho. Begitu nyampe pun, aku segera cuci muka dan tangan, makan bebek goreng yang aku beli sebelumnya diperjalanan, sholat lantas istirahat.

Selasa, 04 September 2012

BetLoph

Hemmm,,waktu yang membahagiakan untuk kita (baca:waktu untuk bersama, red) rasanya sungguh cepat berlalu. Entah berlari atau maraton, terserah anda menyebutnya, semua terasa sangat singkat. Dan tentunya saatnya untuk  berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing, di kota masing-masing. Saatnya mengantar kekasih tercinta ke tempat dimana ia harus menyelesaikan tanggung jawabnya, kota Bunga, Malang. Sebelumnya aku sudah izin ke mama, ingin ke luar kota sejenak, tapi gak bilang mengantarkan Erna. Awalnya aku gak ada rencana untuk mengantarkan dia, namun ketika dia pengen ke Malang naik motor, gak mungkin kan aku membiarkan dia sendirian menyusuri kejamnya lalu lintas jalanan yang tak kenal siapa saja yang jadi korban. Entahlah,,aku begitu menyayanginya, mungkin ini pertama kalinya aku menyayangi wanita dengan "sayang" seperti itu, dan pertama kalinya aku rela berkorban untuk wanita. Sebelumnya, aku masih ingat ketika aku rela pulang dari jogja malam-malam dan nyampe rumah dini hari, agar paginya bisa menemani dia menjalani hari pertamanya di Malang. Aku rela banged, dan saat itu papa gak suka dengan yang satu ini. Tapi aku gak peduli. Aku ingin memastikan dia berada ditempat yang semestinya dan dalam keadaan yang seharusnya (baca:selamat, red).

Pagi agak siang waktu itu, kita berangkat. Tentunya memakai sepeda motor dia, Honda Beat yang kemudian aku menyebutnya si BetLoph. Oya sebelumnya kita janjian di Masjid "BM", yang juga menjadi masjid bersejarah dimana saat itu ia memberikan sepucuk surat yang berisi tentang perasaannya padaku. Setelah dirasa persiapan cukup, kami tak membuang waktu dan langsung mengendarai si Betloph. Hemm,,sebenarnya aku gak suka nieh berkendara dengan motor matik terutama si Beat ini. Uuupss,,kalau disebut gak suka, berlebihan kali ya. Cuma punya pengalaman yang gak enak di nih motor. Dulu pernah ke Bedugul pakai nih motor, kalau dihitung perjalanannya cuma satu jam-an. Tapi abis itu, badan (terutama bokong) rasanya sakit semuanya. Padahal gak pernah seperti itu sebelumnya, dan kalau mau diitung-itung, jarak itu belum seberapa bila dibanding Touring Bali-Malang-Jogja-Surabaya-Bali waktu nyepi kemaren. Tapi gak masalahlah, semi cinta,,asyyeek.
Hemm,,sebenarnya aku gak suka mengantar dia naik motor, karena akan membuatnya sedikit menderita. Enakan naik mobil, tapi masalahnya yang penting waktu itu adalah motornya, biar bisa dipakai transportasi selama di Malang, jadi ya gak ada pilihan lain. Aku tahu dia sedikit menderita, apalagi jok belakang beat itu tipikalnya lancip dibelakang. Saat itu, aku membatin bahwa next time, kalau berpergian jauh gak mau naik motor lagi, kasihan dia. Kita naik bus atau mobil saja. Melihat dia tersiksa, batinku juga tersiksa,,hohoho.

Kita juga gak banyak berhenti, cuma ngisi bensin, sholat dan makan sekali. Tujuannya biar cepet nyampe kost dan dia bisa istirahat. Payahnya, makannya lagi-lagi bakso. Hadeh cintaaa,,,cintaa....gak ada makanan lain apa? di kota orang juga bakso menunya..hemm.
Namun ini tak melulu soal 'pendeitaan',,hehe. Karena eh karena berjudi itu haram (loh,,apa hubunganya??). Bukan karena itu, tapi pasalnya dia menyandarkan dahunya di bahuku. I Like it, dan dia juga menyukainya. Membuat kami merasa lebih dekat, sayangnya terhalang helm nieh,,hehe. Dan mungkin ini juga akan menjadi catatan sejarah cinta yang lainnya. Apapun itu, aku sangat menikmatinya. Perasaan bahagia ini, lumayanlah untuk mengimbangi rasa cekit-cekit di bokong saya,,xixixi. Sampainya di Malang, aku langsung menyuruhnya untuk segera pulang ke kost untuk istirahat. Dan aku pulang naik bus, demi cinta reeeekk. Nenteng helm di bus gak masalah tho?? Namun, waktu itu aku nginep semalam di kost temenku, gak asyiklah kalo nyampe Malang langsung pulang begitu aja. Menikmati suasana Malang dulu lah meeennn,,hehe.
Besok paginya baru, bertemu dengan kekasih hati lagi. Dia yang mengantarku ke Terminal. Dan akhirnya,,see yuu next time my honey. Luuvv yu sooo.
Aku harus pulang, karena aku juga harus segera ke Bali, dan menjalani aktivitas masing-masing. Dan tentunya akan terpisah samudera lagi.