Sabtu, 24 November 2012

SenanGnyaa,,,!!!

Suatu hari aku melihat segerombolan semut sedang mengangkat calon makanannya yang ukurannya jauh lebih besar dari badannya sendiri. Lantas tak lama setelah itu, turunlah hujan yang pada akhirnya menyapu bersih kawanan semut tersebut. Dalam hati bertanya, kenapa semut-semut itu harus membawa 'sesuatu' yang lebih besar dari dirinya? kenapa gak membawa yang ukurannya lebih kecil sehingga bisa dibawa satu semut, satu benda, sehingga bisa bergerak lebih cepat? Pekerjaan akan lebih cepat selesai, dan kesempatan untuk melarikan diri lebih besar jika ada sesuatu yang tak diharapkan, sehingga resiko tidak selamatpun menjadi lebih kecil. yaa,,apakah semut itu tidak puas dengan 'sesuatu' (terutama makanan)yang sedikit, sehingga biasanya mereka selalu menumpuk-numpuk makanan???Entahlah...
Berbicara tentang kepuasan, pernahkah kamu merasakan puas?? Puas itu banyak sekali definisinya. Bahkan mungkin, ketika kita bertanya kepada seratus orang yang berbeda tentang 'puas', maka kita juga akan mendapatkan seratus jawaban yang berbeda. Karena puas itu adalah subjektif, bukan obyektif. Tapi aku rasa kalian setuju kalau puas itu salah satu definisinya adalah ketika kita bisa menyelesaikan atau melakukan sesuatu yang kita harapkan atau sedang kita kerjakan.

Jika seperti yang aku rasakan, puas itu salah satunya adalah jika kita bisa membantu orang lain menyelesaikan permasalahan, atau bahkan jika kita yang menjadi solusi atas permasalahan tersebut, dan kita bisa menyelesaikannya. Seperti yang aku rasakan kemarin. Bisa menemukan tas yang berisi nasi dua bungkus, alat make-up dan dompet. Sedangkan dompetnya sendiri berisi uang, KTP, STNK motor, dan beberapa buah ATM. Singkat cerita, saat malam setelah IduL Adha, dalam perjalanan dari Madura, sedang berisitirahat di sebuah SPBU. Kemudian setelah dari Kamar Mandi dan sedang duduk di teras, datanglah seseorang yang memberikan sebuah tas ke mama sambil berkata "Mbak,,ini tasnya temennya ketinggalan", dan orang tersebut lalu pergi. Karena takut ada apa-apa, mama hanya menyimpan tas tersebut sampai aku pulang beberapa waktu yang lalu. Beliau bilang, takut..ntar kalau ada apa-apa dengan tersebut (misalnya, uangnya hilang atau berkurang, uang di ATM juga berkurang), nanti mama yang akan disalahkan. Oleh karena itu, tiada pilihan lain selain menyimpannya, selain itu juga tidak ada kontak yang bisa dihubungi selain KTP.

Saat itu aku berpikir, ini adalah ujian (amanah) dari Allah, jadi aku(atau anggota keluargaku yang lain) harus mengembalikan tas tersebut. Maka sebagai anak lelaki tertua, aku memutuskan untuk melaksanakan amanah tersebut meskipun mama melarang karena takut dengan hal-hal yang tidak diinginkan. Namun aku hanya mencoba untuk berbuat baik, niat ikhlas membantu, kalaupun nanti aku disalahkan, Allah Maha Tahu atas apa yang terjadi, dan cukup Allah-lah sebagai pelindungku. Alamat yang ada di KTP tersebut berada di Desa Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur (jangan tanya nama, aku sudah lupa dengan ibu siapa..hehe). Hanya dengan modal dan niat tulus, tanpa mengerti wilayah dan pengalaman daerah tersebut, aku mengajak sahabat karibku si Ikhsan untuk berangkat mencari tempat tersebut. Allah pasti membantu, pikirku. Tanpa pikir panjang, kami langsung memacu motorku menuju Kabupaten Magetan. Setelah sampai Magetan, kita bertanya ke penduduk letak desa Panekan. Sejujurnya kita sangat kesulitan, karena selain tempatnya yang terlalu pelosok kedalam (mendelesep), juga jalanan yang rusak bahkan tidak diaspal. Namun semua itu tak menyurutkan langkah kami untuk tetap maju, apapun yang terjadi, kita harus mencoba semaksimal mungkin alamat rumah tersebut. Kejauhan, putar balik, salah belok, menjadi hal biasa saat itu. Namun, berkat bantuan Allah jualah, akhirnya kita dapat menemukan rumah dari pemilik tas tersebut.

Langsung saja kami mengutarakan maksud dan tujuan kami, setelah dipersilakan duduk. Tak kusangka bahwa kami diperlakukan luar biasa, dibeliin es kelapa muda, gorengan dan juga pecel, katanya sih nasi pecel khas Panekan, namun karena kami sudah kenyang, kami tidak memakan nasi pecel tersebut. Kami bercerita banyak saat itu, bahwa dia memang ketinggalan tasnya saat di kamar mandi di SPBU tersebut. Dan baru ingat saat perjalanan pulang, yang akhirnya mereka kembali ke SPBU tersebut dan menunggui semalaman penuh disitu. Namun ternyata, penantiannya berujung sia-sia, dan memutuskan pulang dan pasrah. Ketika nyampe rumah, mereka berusaha mengurus sebisanya, ATM, KTP, STNK dan surat penting lainnya. Namun yang paling lama adalah STNK, prosesnya bisa berbulan-bulan dan memang tak bisa dipastikan kapan jadinya. Memang jangka kehilangan dan pengembalian tas tersebut sudah cukup lama, karena mama gak berani mengembalikannya. Sehingga tidak salah apabila saat itu, dia nampak bahagia dan berterima kasih sangat kepada kami. Dia bilang saat itu benar-benar pasrah dan murni kelalaian dari dirinya sendiri.
Karena waktu sudah beranjak, dan juga hari sudah semakin menjelang sore, kami memutuskan untuk berpamitan. Namun sebelum pulang, dia minta nomor HP dan juga alamat rumah, dan berjanji suatu saat bakal main, dan mengikrarkan bahwa kia sudah menjadi saudara mulai saat itu. Bahkan dia sempat memberikan uang beberapa ratus ribu, namun kami menolak meskipun dia memasang muka memelas dan memaksa. Namun, aku bilang padanya bahwa kalau masih mau memaksa, lebih baik tak minta lagi tas beserta isinya lalu aku bawa pulang kembali dan silakan ambil sendiri di rumah. Akhirnya luluh deh mbaknya itu,,hehe.
Tanpa berlama-lama, setelah mencatat nomor HP dan alamat, kami berpamit diri.

Setelah mengucapkan salam, kami pun pulang dan akhirnya terbesit pikiran untuk main di Telaga Sarangan. Temenku katanya belum pernah main ke tempat tersebut, sehingga kami iseng untuk mampirlah. Namun apa boleh baut, baru nyampe di Telaga Sarangan tersebut, hujan yang deras sangat datang. kami pun beristirahat di sebuah warung sate pinggir jalan yang seadanya. Namun, karena cuma pakai tenda, tentu gak bisa menahan hujan yang saat itu sangat deras dan juga lama, bocorlah dimana-mana dan membasahiku juga. Sungguh saat itu aku sangat pusing, ngantuk beserta dingin yang terasa, namun tak bisa berbuat banyak. Beberapa jam, kami di Sarangan, tapi tak bisa menikmati pemandangannya karena hujan. Karena hari sudah semakin menjelang sore, kami memutuskan untuk nekat pulang, setelah membayar dua porsi sate kelinci. Hujan memaksa kami untuk lebih pelan dan berhati-hati, juga dingin memaksa kami untuk lebih lambat karena terpaan angin membuat semakin dingin baju yang sudah basah ini. Namun perlahan tapi pasti selama beberapa jam, kami nyampe di rumahku.

Betapa bersyukur dan senang rasanya, bisa membantu orang lain, dan menggoreskan senyum diwajah mereka. Dan satu hal lain yang tak kalah penting, terjalinlah silaturahmi baru yang tentunya juga menambah saudara baru. Thanks God.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Wr Wb

Sebenernya ini adalah blog pribadi saya, tapi kalau saudara pengen berkomentar untuk hal yang lebih baik dan membangun,,silakan saja!!!
Asal sopan dan beretika ya...

UPS,,JANGAN COBA-COBA DIBIKIN FILM KAYAK KAMBING JANTAN YACH...hehehe