Jumat, 11 November 2011

11.11.11 bukan 10.11.11 (11 November 2011 bukan 10 November 2011)

Kebahagiaan...
Hakiki kebahagiaan bukanlah kita yang memiliki, bukan manusia. Itu adalah hal mutlak yang dimiliki Allah, manusia hanyalah yang merasakan, tak mampu menggenggam dengan tangannya sendiri. Namun terkadang manusia begitu serakah dan naif, mereka selalu ingin mendahului apa yang dikehendaki oleh Tuhannya. Mereka selalu menganggap sesuatu itu telah menjadi miliknya, padahal itu hanyalah kiasan semu. Mungkin itu juga yang sedang terjadi padaku.

Sekarang telah terukir lagi sebuah sejarah dalam pijak kecil dalam hidupku. Sejarah itu adalah 111111 bukan 101111. Sebuah peta kisah telah terukir di alas Baluran, ketika itu sungguh terasa beda. Berada ditengah hutan dengan intipan sinar rembulan yang mencoba mencari celah dari ranting dan goyangan daun jati. ehm,,kalo boleh saya bandingkan, itu rasanya mirip seperti saat syuting FILM TWILIGHT ae, Subhanallah indah pisan euy.

Namun bukan itu sejarah yang sesungguhnya. Sebuah sms meluncur dengan ketulusan dan kejujuran yang mengatakan bahwa komitmen ini sudah tidak bisa diteruskan. Apakah saya mimpi?? Karena saat itupun makanan yang mengonggpk di pring dihadapankupun terasa tak menggoda lagi. Betapa aku mengulangi membaca tiap kalimat itu, berharap aku salah membaca karena memang malam pun sudah larut, sudah menunjukkan pergantian hari, Namun semakin membaca berulang, justru tidak ada yang berubah sedikitpun, malah aku semakin mengerti dan semakin memahami.

Sebuah keputusan yang mungkin memang sulit untuk aku terima, namun tetap kuucapka beribu terima kasih atas kejujurannya. Karena hal ini lebih baik, daripada harus bersembunyi dalam selimut angkuhnya kebohongan. Aku menghargainya. Tanpa setetes air matapun, aku merelakannya dan kau menghormati keputusan ini.

Jika kau adalah tulang rusukku, kau akan KEMBALI ke tubuh ini. Namun, Tuhan tunjukkan bila Mmemang aku yang salah saat kau putuskan takdir kami tuk pisah. Mungkin harus ku sadari kesalahan yang buat kau pergi dan kini kuhancurkan kembali mimpiku yang dulu telah ku rangkai untukmu.

Terima kasih Tuhan. sakit memang rasanya, karena baru saja aku berniat ingin mengkhitbahnya, namun ternyata Engkau lebih memilih memberikan rencana yang lain pada kami. Ingin rasanya ku tenggak minuman keras yang aku genggam atau kugoreskan pecahan kaca di tangan, namun ketika aku tersadar kembali sakit itu semakin terasa dalam.

Terima kasih telah membantuku menjadi lebih baik, terima kasih telah berkenan merubahku. Terima kasih untuk cinta ini, terima kasih untuk tiap detik yang kau beri. Aku akan tetap mengengelilingimu dengan cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Wr Wb

Sebenernya ini adalah blog pribadi saya, tapi kalau saudara pengen berkomentar untuk hal yang lebih baik dan membangun,,silakan saja!!!
Asal sopan dan beretika ya...

UPS,,JANGAN COBA-COBA DIBIKIN FILM KAYAK KAMBING JANTAN YACH...hehehe