Selasa, 15 November 2011

Dibatas Waktu

Malam ini hujan turun lagi, melengkapi sendirinya diri ini di pojok kamar yang semakin sunyi. Setiap kuingat tentangmu dalam bekunya hatiku, semua kenangan yang kini terkubur oleh rasa sesakku ditengah kesepian hati ini, tak terasa menetes dari mata air di pelupuk mata. Aku kangen,,,yah aku kangen masa-masa itu.

Semuanya tak ada yang perlu disesali. Andai aku bisa mengatur hati, kapan saat sakit itu perlu dan kapan saat bahagia itu dimunculkan. Ahhh,,aku tak ingin mengandai-ngandai, karena itu adalah pintu masuk para syetan. Semuanya sudah tertulis di kitabNya, yang tak satupun makhluk mengetahui apa yang tercatat di dalamnya. Aku bersyukur bahwa masih senantiasa diberi waktu untuk bertobat meski entah sampai kapan aku juga gak tahu.

Aku teringat sosokmu yang biasa menari dalam hatiku, tersenyum malu sambil menyambut cintaku kembali ke rumahnya, ke hatiku. Dan entah kenapa begitu sulit untuk hidup "biasa" denganmu. Meskipun mungkin engkau sudah bener-bener terbiasa dan bebas dari segala tentangku, dan sekarang aku adalah 'tetangga'. Sampai detik ini sungguh aku masih berpikir tentang kesalahan yang tak kunjung ku temukan, apa gerangan yang telah kulakukan. Entahlah, aku tak tahu lagi bagaimana aku harus bersikap.

Aku hanya berharap bahwa bukan karena harakah yang membuatmu tak bisa melanjutkan komitmen ini. Jika memang itu yang terjadi, sungguh aku akan tertawa terbahak-bahak sampai tak terkira lagi ada hal yang paling lucu sekalipun. Jika memang hanya karena masalah itu, sungguh aku akan mengasihani diri ini sendiri. Karena masuk ke dalam sebuah harakah, bukanlah suatu masalah yang besar dan sulit, terlebih juga karena sesungguhnya aku juga belajar kepada seorang HTI. Namun, apapun alasanmu tetap akan aku hargai. Dan aku akan berusaha menjadi tetangga yang baik.

Memang saat-saat ini, aku sedang belajar menjadi orang yang lebih nyebelin. Menjadi orang yang bener-bener sok cuek dan gak peduli, serta egois. Entah kenapa aku jadi berpikir bahwa apabila seseorang telah menerima kelemahan kita, maka orang tersebut juga akan teramat mudah untuk menerima kebaikan kita. Tapi ternyata aku salah, engkau justru tak sabar ketika menghadapiku seperti itu. Dan aku takut engkau gak sabar juga jika aku dalam kondisi yang lain, untuk itulah aku bersyukur dan berterima kasih atas kejujuranmu.

Karena pada hakekatnya, dengan mencintai makhluk dan me-manage cinta tersebut, itu adalah juga untuk mencintai Rabbku. Maka tak ada sedikitpun paksaan dalam hal ini. Semoga aku bisa menjadi orang yang lain yang lebih baik dan bertemu dengan orang yang lebih sabar. Begitupun juga dirimu, semoga lekas bertemu dengan orang yang bener-bener pas denganmu. Titip salam buat bundamu, sampaikan salam maafku.

Sekyan____________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Wr Wb

Sebenernya ini adalah blog pribadi saya, tapi kalau saudara pengen berkomentar untuk hal yang lebih baik dan membangun,,silakan saja!!!
Asal sopan dan beretika ya...

UPS,,JANGAN COBA-COBA DIBIKIN FILM KAYAK KAMBING JANTAN YACH...hehehe