Kamis, 22 September 2011

Hukum KetIdakPastiAn

Segala sesuatu yang ada di alam ini tidak bisa dipastikan, bahkan di dalam ilmu pasti sekalipun, ada beberapa hal yang tidak pasti. Dunia beserta isinya ini juga mengikuti sebuah hukum, mungkin akan lebih tepat apabila saya sebut dengan hukum ketidakpastian. Saya tidak tahu apakah sudah ada yang mencetuskan terori tentang hukum ketidakpastian atau belum. Namun ini pemikiran pribadi yang tiak bisa dijadikan dasar atas apa yang terjadi pada dunia ini.

Segala hal, baik yang terlihat mata maupun yang tampak jelas oleh mata terbatas kita. Begitupun dengan sifat manusia, segalanya berupa tidak pasti. Tak ada yang mampu menebak sifat manusia dengan akurat dan pasti. Demikian halnya juga dengan perasaan manusia yang sangat sulit dipahami ini, begitu misterius juga begitu tidak pasti. Tak bisa ditebak, apalagi dibaca.

Hari ini pikiranku serta perasaanku juga tidak pasti. Ya Tuhan..apa yang tengah terjadi?? Itu juga yang ingin aku ketahui. Adakah printer jiwa di dunia ini?? Agar aku bisa mencetak dan mengetahui apa yang sesungguhnya telah terjadi.

Entahlah...
Setelah mendengar ceritamu tadi, aku tidak tahu harus senengkah, cemburukah, marahkah atau bencikah. Saya sangat menghargai dan juga senang sekali apabila pada akhirnya kamu memilihku. Tuhan..kalau boleh jujur, inilah keinginanku, inilah yang aku mau. Terima kasih. Diantara sekyan banyaknya pria, ternyata engkau memilih makhluk yang sangat amat jauh dari sempurna ini. Jujur aku bahagia dan seneng sekali, bahkan ingin rasanya menyanyikan lagunya viera "Jangan pergi-pergi lagi, aku tak mau sendiri, Temani aku tuk sebentar saja agar aku tidak kesepian". Sebentar disini bukan hanya sebentar waktu sedetik, semenit,sejam, sehari, seminggu, sebulan, setahun atau seabad, tapi ingin aku hakikatkat seperti sebentarnya perjalanan manusia singgah di bumi ini. Alias apabila ingin disampaikan dengan kata sederhana adalah temani aku selama aku di dunia ini, dan jika boleh aku juga ingin kamu menjadi bidadariku di syurga nanti agar kita bisa selalu bersama-sama.

Namun semua berbeda ketika kamu bercerita bahwa ada yang mengajakmu nikah, dan sekarang ikhwan yang mengajakmu menikah itu sudah dikarunia anak. Saya membayangkan apabila yang menikah itu adalah kamu, maka saat ini kamu pasti sudah bahagia sekali. Namun pada kenyataannya kamu memilih aku, orang yang sama sekali belum jelas akan masa depannya.

Disitulah dilema dimulai. Saya khawatir dan takut bahwa aku tak mampu membahagiakanmu. Saya juga tidak tahu ketakutan ini muncul darimana, namun yang jelas saat ini kepalaku akan sangat sakit apabila dipegang saja. Saya sekarang memiliki tugas yang sangat berat, membahagiakanmu melebihi ikhwan tadi membahagiakan istrinya. Entah apa masih bisa aku ini disebut menyayangimu apabila tak mampu membahagiakanmu. Sedangkan kamu sudah meninggalkan sesuatu yang hampir pasti.

Namun sekali lagi, karena adanya hukum ketidakpastian yang berlaku terhadap segala hal di dunia ini, maka akupun juga akan berdoa dan berusaha agar aku tidak mengecewakanmu, tapi justru membahagiakanmu. Agar aku bisa mengatakan bahwa kamu tidak salah karena telah memilih aku. Jujur, aku tidak ingin digantikan oleh orang lain yang lebih baik dari aku, karena aku tidak lagi menginginkanmu, tapi membutuhkanmu. Kamu menjadi sebuah kebutuhan baru bagiku, bukan lagi sebuah keinginan. Dan yang namanya kebutuhan, harus dipenuhi.
Ya Allah,,perkenankanlah. Amiin

"Tuhan...Kirimkan Malaikat Cinta Untuknya, Sampaikan Pesan Dariku yang Selalu MerindunyA".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Wr Wb

Sebenernya ini adalah blog pribadi saya, tapi kalau saudara pengen berkomentar untuk hal yang lebih baik dan membangun,,silakan saja!!!
Asal sopan dan beretika ya...

UPS,,JANGAN COBA-COBA DIBIKIN FILM KAYAK KAMBING JANTAN YACH...hehehe