Senin, 04 Januari 2010

Menjerit

Manusia akan menghargai dan melihat kesehatan hanya pada saat sedang sakit. Seperti yang sedang aku rasakan saat ini, betapa aku merindukan sehat yang selama ini aku rasakan. Agar aku bisa terbang kembali, membersihkan sayap-sayapku, berlari sekencangnya sampai kelelahan lelah mengikutiku, bergerak bebas sampai keletihan itu letih membayangiku. Betapa ingin ku teriakkan " Aku ingin berenang bebas, Aku ingin mandi dengan puas, Aku ingin bergerak di pantai dengan leluasa, Aku ingin bermain air tanpa halangan, Aku ingin makan yang manis-manis, makan yang asin-asin(keju), makan yang asem-asem, makan yang pedes-pedes, makan yang berminyak, makan makanan laut".

Rasa sakit bukannya pertanda bahwa Allah itu benci kepada kita, justru itulah salah satu bentuk kasih sayang Allah untuk kita. Sebuah peringatan, serta sebuah keringanan hukuman di akhirat kelak. Namun, terkadang kita salah mengartikan hal tersebut. Memang, mungkin saja apa yang kita rasakan itu berbeda dengan dengan kenyataan yang ada. Dan parahnya, seringkali kita juga salah merasakan kenyataan yang ada.

Untuk Bunda dan Papa,,maafin aku selama ini. Sudah 19 tahun lebih, aku hanya bisa menjadi benalu bagi kalian, meskipun kalian tidak menganggapku seperti itu. Aku belum bisa memberikan apa-apa kepada kalian, terlebih apa-apa yang mampu membuat kalian bahagia. sebaliknya kalian selalu memberikan yang terbaik buat aku, bahkan hal yang tidak pernah aku minta sekalipun, hanya untuk menunjukkan bahwa kalian sayang sama aku. Dan parahnya lagi, akupun tak pernah bisa berjanji untuk memberikan sesuatu pada kalian. Namun, aku selalu berjanji untuk bisa menjadi yang terbaik bagi kalian. Dengarlah ma, pa..itulah janjiku, janji sebagai seorang laki-laki.

Mama, papa..ketika kalian tanya bagaimana keadaanku ketika sakit dan aku menjawab baik-baik saja, itu bukan berarti aku sombong atau aku telah menjadi kuat. Aku hanya tidak ingin membuat mama dan papa menjadi cemas hanya memikirkan aku ini. Hati ini selalu sakit dan teriris ketika mama menangis dan bilang "maaf ya, mama gak bisa bantu apa-apa, hanya bisa bantu lewat doa". Justru itulah ma yang sangat berarti untukku, doamu. Allah pun juga sudah berfirman " Ridho Allah tergantung Ridho Orang Tua". Air mata mama terlalu berharga untuk dicurahkan bagi orang seperti aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Wr Wb

Sebenernya ini adalah blog pribadi saya, tapi kalau saudara pengen berkomentar untuk hal yang lebih baik dan membangun,,silakan saja!!!
Asal sopan dan beretika ya...

UPS,,JANGAN COBA-COBA DIBIKIN FILM KAYAK KAMBING JANTAN YACH...hehehe